Entri Populer

Kamis, 02 Mei 2013

(Psikoterapi) Behavior Therapy


Behavior Therapy
Behavior Therapy (terapi tingkah laku) adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur berdasarkan pendekatan learning theory. Teori behavioral berasal dari konsepsi yang dikembangkan oleh hasil-hasil penelitian psikologi eksperimental. Terutama dari Pavlov dengan classical conditioningnya dan B.F. Skiner dengan operant conditioningnya. Yang menurutnya berguna untuk memecahkan masalah-masalah tingkah laku abnormal dari yang sederhana (hysteria, obsesional neurosis, paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti phobia, anxiety, dan psikosa) baik untuk individu atau kelompok. Tokoh-tokoh lainnya antara lain John D. Krumboltz, Carl E. Thoresen, Wolpe, Albert Bandura dan Ray. E. Hosfort. Terapi ini sering digunakan pada bidang-bidang klinis maupun pendidikan.

Konsep Utama Behavior Therapy
Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya adalah bahwa tingkah laku itu tertib dan bahwa eksperimen yang dikendalikan secara cermat akan menyingkapkan hukum-hukum yang mengendalikan tingkah laku. Behaviorisme ditandai oleh sikap membatasi metode-metode dan prosedur-prosedur pada data yang dapat diamati. Setiap orang dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif yang sama. Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya.  Segenap tingkah laku manusia itu dipelajari.

Tujuan Behavior Therapy
Tujuan utamanya menghilangkan tingkah laku yang salah dan mengantikannya dengan dengan tingkah laku yang baru yang lebih sesuai. Secara rinci tujuan tersebut adalah untuk:
1.                  Menghapus pola-pola perilaku maladaptive anak dan membantu mereka mempelajari pola-pola tingkah laku yang lebih kontruksif
2.                  Mengubah tingkah laku maladaptive anak
3.                  Menciptakan kondisi-kondisi yang baru yang memungkinkan terjadi proses belajar ulang.
         Konseling dan terapi behavior pada dasarnya merupakan proses penghapusan hasil belajar yang salah dengan memberikan pengalaman-pengalaman belajar baru yang didalamnya mengandung respon-respon yang layak yang belum dipelajari. Sedangkan menurut Corey (dalam Koswara,2009) terdapat tiga fungsi tujuan dari konseling dan terapi behavior, yaitu: 1) refleksi masalah klien sekaligus arah konseling, 2) dasar pemilihan dan penggunaan strategi konseling dan terapi, 3) landasan untuk menilai hasil konseling dan terapi.

Metode Behavior Therapy
Menurut Krumboltz (dalam Surya, 2003) mengemukakan bahwa terdapat empat metode dalam terapi behavior, yaitu:
a. Operant Learning
Dalam metode ini yang penting adalah penguatan yang dapat menghasilkan perilaku yang diharapkan, serta pemanfaatan situasi diluar klien yang dapat memperkuat perilaku klien yang dikehendaki.
b. Unitative Learning atau Social Modeling
Dalam metode ini yang penting adalah perlunya konselor merancang perilaku adaptif yang dapat dijadikan model bagi klien, baik dalam bentuk rekaman, pengajaran berprogram, video. Film, biografi atau model.
c. Cognitive Learning
Metode ini lebih banyak menekankan pentingnya aspek perubahan kognitif klien. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dengan klien dan bermain peran
d. Emotional Learning
Metode ini diterapkan untuk individu yang mengalami kecemasan, melalui penciptaan situasi rileks dengan menghadirkan rangsangan yang menimbulkan kecemasan bersama dengan situasi rangsangan yang menimbulkan kesenangan, sehingga secara berangsur kecemasan tersebut berkurang dan akhirnya dapat dihilangkan.

Teknik-teknik utama Behavior Therapy
Teknik-teknik utama Behavior Therapy adalah sebagai berikut:
1.                  Desentisasi sistematik:  yaitu Digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respons yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan itu. Desensitisasi diarahkan pada mengajar klien untuk menampilkan suatu respons yang tidak konsisten dengan kecemasan.
2.                  Terapi implosif dan pembanjiran : yaituTeknik pembanjiran berlandaskan paradigma mengenai penghapusan eksperimental. Terapis memunculkan stimulus-stimulus penghasil kecemasan, klien membayangkan situasi, dan terapis berusaha mempertahankan kecemasan klien. Stampfl mengembangkan teknik yang berhubungan dengan teknik pembanjiran, yang disebut terapi implosif
3.                  Latihan asertif : yaitu Pendekatan behavioral yang dengan cepat mencapai popularitas adalah latihan asertif yang bisa diterapkan terutama pada situasi-situasi interpersonal, di mana individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan, bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang layak atau benar.
4.                  Terapi aversi: yaitu digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk atau menghukum perilaku yang negatif dan memperkuat perilaku yang positif, dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
5.                   Operant conditioning
Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif. Ia adalah tingkah laku yang beroperasi di linkungan untuk menghasilkan akibat-akibat. Tingkah laku operan merupakan tingkah laku yang paling berarti dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup membaca, berbicara, berpakaian, berpakaian, makan dengan alat-alat makan, dsb. Menurut Skinner jika tingkah laku diganjar, maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang tinggi.
6.                  Perkuatan positif yaitu: Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul adalah suatu cara yang ampuh untuk mengubah tingkah laku. Pemerkuat-pemerkuat, baik primer maupun sekunder, diberikan untuk rentang tingkah laku yang luas.
7. Pembentukan respon: yaitu Dalam pembentukan respon, tingkah laku secara bertahap diubah dengan memperkuat unsur-unsur kecil dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut sampai mendekati tingkah laku akhir. Pembentukan respon berwujud pengembangan suatu respon yang pada mulanya tidak terdapat dalam  perbendaharaan tingkah laku individu.

8.Penghapusan : yaitucara untuk menghapus tingkah laku yang maladaptif adalah menarik perkuatan dari tingkah laku maladaptif itu.Penghapusan

9. Modeling : yaitu individu mengamati seorang model dan kemudian diperkuat untuk mencontoh tingkah laku sang model

10.Token economi: yaitu Digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token economy, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan-perkuatan yang bisa diraba, yang nantinya bisa ditukar dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan.

Fungsi dan Peran Terapis
Terapis harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia, para kliennya. Terapis secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkh laku yang baru dan adjustive.  Terapis juga berperan sebagai pemberi penguatan sosial bagi klien, baik yang positif maupun yang negatif. Bahkan mesikpun mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang netral sehubungan dengan pertimbangan-pertimbangan nilai, terapis membentuk tingkah laku klien, baik melalui cara-cara langsung maupun melalui cara-cara tidak langsung. Terapis berfungsi sebagai model bagi klien, karena klien sering memandang terapis sebagai orang yang patut diteladani, dan ditiru sikap dan tingkah lakunya.

Kelebihan Behavior Therapy
pendekatan behavior therapy merupakan suatu pendekatan terapi tingkah laku yang berkembang pesat sangat populer. Dikarenakan memenuhi prinsip-prinsip kesederhanaan, kepraktisan, kelogisan, mudah dipahami dan diterapkan, dapat didemontrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada kebutuhan anak, serta adanya penekanan perhatian pada perilaku yang positif.

Kekurangan Behavior Therapy
konseling atau terapi behavior bersifat dingin (kaku), kurang menyentuh aspek pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan antar pribadi, lebih terkonsentari pada teknik, meskipun konseling atau terapi behavior sering menyatakan persetujuan pada tujuan klien, akan tetapi pemilihan tujuan lebih sering ditentukan oelh konselor atau terapis, meskipun konselor atau terapis behavior menegaskan bahwa setiap klien adalah unik dan menuntut perilaku yang unik dan spesifik akan tetapi masalah salah satu klien sama dengan klien lainnya dan oleh karena tidak menuntut suatu strategi konseling atau terapi yang unik, perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk perilaku yang lain.

Referensi:
Corey, G. (2009). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi.    Bandung: PT. Refika Aditama.
Kuntjojo, Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling Sunardi, Permanarian & M. Assjari. (2008). Teori Konseling. Bandung: PLB FIP UPI.
Gunarsa, Singgih. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Nama: Tetty Winda Siregar
NPM: 18510932
Kelas: 3PAO5
Mata Kuliah: Psikoterapi